LAPORAN
SURVEY PERMASALAHAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
PERSEPSI
SISWA TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKLAH
DI
SMK N 1 METRO
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Disusun
sebagai Pemenuhan Tugas Akhir Mata Kuliah
Survey
Permasalahan Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Isma
rachmatika 13130012
Rizki
diana putri 13130033
M.
Anas Prayogi 13130016
Arif
Kurniawan 13130046
Aria bima putra 13130003
Rika
Fitri Handayani 13130028
Dwi
Rima Safitri 13130002
Rizki
Antoni Ar Raafi 13130032
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2015
LAPORAN
SURVEY PERMASALAHAN
PERSEPSI
SISWA TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
DI
SMK N 1 METRO
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
1. Kelompok
Survey :
a.
Isma Rachmatika 13130012
b.
Rizki Diana Putri 13130033
c.
Aria Bima Putra 13130003
d.
M. Anas Prayogi 13130016
e.
Arif Kurniawan 13130046
f.
Rika Fitri H. 13130028
g.
Dwi Rima Safitri 13130002
h.
Rizki Antoni A. 13130032
2. Program
Studi :
Bimbingan dan
Konseling
3. Waktu
Survey :
a.
Hari, Tanggal :
Kamis, 10 Desember 2015
b.
Waktu :
Pukul 08.15 s/d selesai
4. Lokasi
Survey :
SMK N 1 METRO Jln.
Kemiri 15A Iring Mulyo kec.MetroTimur Kota Metro
Metro,
17 Desember 2015
Dosen Pengampu Kepala
SMK N 1 Metro
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga
kami dapat mengajukan laporan
kegiatan observasi di
sekolah untuk memenuhi tugasmatakuliahSurvey
Permasalahan BK dan sekaligus untuk mengetahui Persepsi Siswa Terhadap BK di
Sekolah
Dalam laporan ini
akan di jelaskan tujuan pembuatannya dan hal apa saja yang akan di ungkap di
sekolah dengan menggunakanmetodewawancara.
Dan tak lupa ucapan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.
AgusWibowoM.Pd
( selaku dosen pengampu
mata kuliah SurveyPermasalahanBK)
2.
BapakBekti
Satriadi (selaku guru BK di SMK
N 01 Metro)
3.
Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
Mengingat pengetahuan dan kemampuan kami
yang terbatas, penyusunan laporan
ini masih jauh dari sempurna. Maka, kami harapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan penyusunan laporan
yang akan datang.
Metro, 15 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN
DAFTAR ISI............................................................................................
ii
KATA ........................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.
Tujuan ................................................................................... 2
D. Metode Survey......................................................................
E. Instrumen Survey...................................................................
F Teknik Analisis Data.................................................................
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
..............................................................................................................
1.
Deskripsi Kondisi sekolah..........................................................
2.
Deskripsi Hasil Survey............................................................
B. Pembahasan
............................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ..........................................................................
B.
Saran ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pada dasarnya bimbingan dan
konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing atau konselor
kepada individu atau konseli melalui pertemuan tatap muka atau timbal balik
antara keduanya upaya konseli mempunyai kmampuan atau kecakapan melihat dan
mnemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri
(Tohirin:2013).
Bimbingan dan konseling sama
saja dengan pendidikan, pelayanan yang khusus bimbingan dan konseling tidak
diperlukan karena sekolah atau madrasah telah menyelenggarakan pendidikan, jadi
dengan sendirinya bimbingan dan konseling telah termaksud kedalam usaha
pendidikan (tohirin). Berkaitan dengan Posisi Bimbingan dan
Konseling dalam Kurikulum 2013, Belum tergambarkannya secara jelas
bagaimana posisi layanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013, telah
menimbulkan keresahan tersendiri di kalangan guru BK/Konselor. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada
Pendidikan dasar dan Menengah ,maka semakin kokoh kedudukan
bimbingan dan konseling di sekolah terutama pada pendidikan dasar dan menengah.
Persepsi
siswa terhadap konselor terjadi karena siswa tersebut memperhatikan sesuatu
yang nampak pada diri konselor yang meliputi penampilan fisik, perilaku dan
juga ruang lingkup kerja (tugas) konselor.Menurut Ruch (dalam Gultom, 2008:26),
persepsi adalah “Suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi
(sensory) dari pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
memberikan kepada kita gambaran yang berstruktur dan bermakna pada suatu
situasi tertentu”. Jika penampilan fisik, perilaku dan ruang lingkup kerja
konselor seperti apa yang diharapkan oleh siswa, maka siswa akan berpersepsi
kurang baik (negative) terhadap konselor. Informasi yang diperoleh menunjukkan
bahwa masih ditemukan siswa yang menganggap konselor adalah seorang guru yang
galak, tidak bias diajak bercanda, bahkan konselor disebut polisi sekolah yang
bisanya hanya memarahi dan menghukum siswa-siswa yang melanggar tata tertib
sekolah. Sehingga apabila ada siswa yang datang menghadap konselor, maka siswa
tersebut diyakini mempunyai masalah pelanggaran atau telah berbuat suatu
kesalahan.
Tugas
konselor tidak semata-mata mencari-cari kesalahan siswa lalu menceramahi
habis-habisan, kemudian berharap siswa tersebut mengakui kesalahan dan berjanji
tidak akan mengulangi kesalahannya. Akan tetapi ada peran yang lebih penting
yang dilakukan oleh konselor sekolah sekolah yaitu memnetuk karakter siswa agar
nantinya siswa dapat berkembang secara optimal.
Objek yang telah kami survey adalah persepsi
siswa terhadap bimbingan dan konseling di sekolah. Di SMK N 1 Metro, kami telah
mengambil sampel di kelas XII. AK 1 yaitu dengan jumlah 25 siswa. Kami
menyebarkan angket kepada para siswa yang berisi tentang bagaimana
persepsi mereka terhadap BK.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Presepsi siswa terhadap Bimbingan
dan Konseling diSMK N 01 Metro ?
b. Bagaimana Pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan
Konseling di SMK N 01 Metro Menurut pandangan Siswa ?
3. Tujuan Survey
a. Untuk Mengetahui Pelaksanaan pelayanan
Bimbingan dan Konseling di SMK N 01 Metro
b. Untuk Mengetahui Presepsi siswa terhadap
Bimbingan dan Konseling di SMK N 01 Metro
4. Metode Survey
Metode yang kami gunakan dalam melakukan
survey adalah degan cara penyebaran angket kepada siswa SMK N 01 Metro kelas
XII. AK 1. Angket adalah alat pengumpul data yang berupa serangkaian pernyataan
/ pernyataan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban
(Debdigbud:1975).
5. Instrumen Survey
instrumen terlampir
6. Teknik Analisis data hasil survey
Langkah-langkah penting yang.perlu dalam teknik analisis data
angket adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan Skoring
Semua data yang kembali
perlu dinilai secara tepat dan konsisten, karena setiap angket merefleksikan sosok
individu yang telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi dalam menjawab angket yang telah
dikirimkan responden kepada tim peneliti.
Setiap angket harus diskor dengan cara yang sama dan kriteria yang sama.
Cara menskor yang paling baik adalah dengan dilakukan secara manual. Karena
lebih
teliti dan memiliki sensitivitas tinggi bila terjadi penyimpangan.. Yang perlu diperhatikan
dalam skoring adalah perlu adanya ketepatan yang tinggi atau dengan kata lain,
kesalahan yang ditimbulkan oleh prosedur skoring harus minimal.
Kompleksitas proses skoring data pada umumnya tergantung dari jenis angket jawaban yang
kembali-termasuk misalnya angket tertutup atau angket terbuka.Melakukan skoring
dari hasil kuesioner tertutup pada umumnya lebih mudah dan lebih cepat jika
dibandingkan dengan hasil kuesioner yang terbuka atau jawaban bebas. Karena dengan
angket tertutup, jawaban sudah diberikan alternatif dengan kelompok jawaban yang
sudah ada. Sehingga peneliti tinggal memasukkannya dalam kriteria masing-masing.
Untuk angket tertutup, jawabannya masih berupa uraian luas. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan cara
disaring dan dikelompokkan menurut jenis dan
kategori jawaban.
Hasil skoring ini perlu dicek kembali agar memiliki ketepatan yang tinggi. Karena jika tidak
dicek ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam melakukan skoring yang dapat berakibat
terjadinya kesalahan pada langkah-langkah selanjutnya
2.
Proses Tabulasi
Setelah instrumen diskor, hasilnya ditransfer dalam bentuk yang lebih
ringkas dan mudah dilihat. Mencatat skor secara sistematis akan memudahkan
pengamatan data dan memperoleh gambaran analisisnya. Dari tabulasi, analisis data
dapat dilakukan
dengan secara sederhana, yaitu dengan menggunakan prinsip analisis deskripsi, yaitu
mencari jumlah skor, nilai rerata, standar penyimpangan, dan variasi penyebarannya. Data
dapat pula ditampilkan dalam bentuk grafis untuk melihat gambaran secara komprehensif.
BAB II HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Deskripsi Hasil Survey (Persepsi Siswa Tentang
BK di Sekolah)
SMK N 01 Metro berada di Jln. Kemiri 15A Iring Mulyo
kec.MetroTimur Kota Metro, Kondisi BK yang ada di SMK N 1
Metro yaitudalampelaksanaanlayananbimbingandankonselingdilakukanolehyaituBapak Bekti Satriadi, IbuWiwinAriyanti yang masing-masing guru BK
diberikantugasuntukmasukkelasmemberikanlayananklasikalpadatiapminggunya,
jikaakanmelakukanlayananindividu guru BK bisamemanggilpesertadidikuntukdapatmengungkapkanpermasalahannya,
untuksecarakesukarelaandarisiswamasihsangatkecilpresentasinyaartinyamasihbanyaksiswa
yang takutuntukdatanglangsungkeruangan BK untukmembicarakanpermasalahannya.
Segisaranadanprasarana BK
yang adasudah
cukupmemadaimisalnyaruanguntukmelakukankonselingindividusudah lumayan layaksehinggahampir
mencapaikeefektifandankeefisienan,
kemudianpihaksekolahbelummennyediakanruanganuntukmelakukanbimbingankelompokmaupunkonselingkelompok,
sehinggabimbingandankonselingkelompokhanyadilakukan di dalamruangankelas.
Dari hasil survey yang telah kelompok kami lakukanyaitu tetang
“persepsi siswa terhadap Bimbingan dan Konseling di Sekolah” dengan pemberian
angket dan telah kami analisis menunjukkan bahwa siswa kelas XII. AK 1 dengan
data sebagai berikut:
No.
|
Responden
|
Item
|
jumlah
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
|||
1.
|
Rara
|
2
|
1
|
2
|
5
|
5
|
5
|
3
|
4
|
5
|
5
|
2
|
2
|
3
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
66
|
2.
|
Yuni
|
1
|
1
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
5
|
3
|
2
|
5
|
3
|
3
|
4
|
5
|
3
|
5
|
3
|
4
|
63
|
3.
|
Imelda
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
4
|
5
|
5
|
5
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
3
|
1
|
1
|
5
|
3
|
49
|
4.
|
Linda
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
4
|
5
|
4
|
5
|
1
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
4
|
5
|
3
|
67
|
5.
|
Septian
|
1
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2
|
46
|
6.
|
Amelia
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
4
|
3
|
3
|
5
|
5
|
5
|
4
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
4
|
3
|
60
|
7.
|
Chandra
|
1
|
3
|
1
|
3
|
5
|
5
|
3
|
4
|
5
|
5
|
2
|
3
|
2
|
5
|
5
|
5
|
2
|
2
|
5
|
4
|
70
|
8.
|
Ria
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
3
|
5
|
5
|
3
|
3
|
2
|
1
|
3
|
5
|
5
|
5
|
3
|
5
|
3
|
5
|
63
|
9.
|
Anisa
|
1
|
1
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
4
|
2
|
4
|
5
|
5
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
4
|
2
|
5
|
62
|
10.
|
Yola
|
2
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
1
|
63
|
11.
|
Nurasih
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
5
|
3
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
1
|
42
|
12.
|
Anisa nur
|
1
|
3
|
5
|
5
|
5
|
5
|
3
|
3
|
3
|
5
|
5
|
5
|
4
|
5
|
5
|
3
|
5
|
5
|
3
|
5
|
83
|
13.
|
Henny
|
1
|
1
|
1
|
3
|
3
|
1
|
1
|
1
|
2
|
3
|
1
|
1
|
3
|
2
|
3
|
3
|
1
|
1
|
5
|
4
|
41
|
14.
|
Hidayatul
|
1
|
1
|
3
|
5
|
5
|
4
|
4
|
1
|
5
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
64
|
15.
|
Albhi
|
2
|
2
|
2
|
3
|
4
|
4
|
2
|
3
|
3
|
4
|
2
|
2
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
2
|
2
|
5
|
53
|
16.
|
Surya
|
2
|
2
|
4
|
1
|
4
|
4
|
1
|
1
|
2
|
1
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
3
|
1
|
4
|
1
|
2
|
45
|
17.
|
Selvi
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3
|
1
|
1
|
2
|
1
|
5
|
3
|
5
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
1
|
50
|
18.
|
Ayu
|
1
|
2
|
2
|
4
|
3
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
3
|
2
|
4
|
3
|
2
|
5
|
2
|
3
|
4
|
3
|
50
|
19.
|
oftavianingsih
|
3
|
2
|
2
|
2
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
64
|
20.
|
Tri
|
3
|
1
|
1
|
2
|
5
|
5
|
3
|
3
|
5
|
5
|
3
|
3
|
2
|
4
|
4
|
5
|
3
|
5
|
5
|
1
|
68
|
Jumlah
|
30
|
34
|
42
|
56
|
70
|
66
|
56
|
57
|
72
|
67
|
59
|
57
|
53
|
63
|
65
|
71
|
49
|
71
|
69
|
62
|
||
Interval Skor
|
Kategori
|
Frekuensi
|
%
|
≥69
|
Baik
|
2
|
10%
|
59-69
|
Sedang
|
10
|
50%
|
≤ 59
|
Buruk
|
8
|
40%
|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 50% dari siswa kelas XII AK1
telah menghilangkan presepsi buruk tentang BK namun belum dapat memanfaatkan BK
dengan baik di sekolahnya. Kemudian 10% dari siswa kelas XII AK 1 telah
menghilangkan presepsi buruk tentang BK
dan sudah dapat memanfaatkan pelayanan BK yang ada dan 40% dari siswa
kelas XII AK 1 masih memiliki presepsi buruk tentang BK disekolahnya .
B. PEMBAHASAN
Diketahui bahwa 50% dari siswa kelas XII AK1
telah menghilangkan presepsi buruk tentang BK namun belum dapat memanfaatkan BK
dengan baik di sekolahnya. Jadi maksudnya 50% siswa telah menghilangkan
persepsi buruk tentang Bk namun belum bisa memanfaatkan dengan baik karena
ketika siswa menghadapi masalah siswa tidak langsung mendatangi guru bk untuk
mencari solusi masalah namun siswa justru melampiaskannya ke hal yang lain misal
dengan menunjukkan sikap mengganggu temannya sebagai sikap pelampiasan
masalahnya. Kemudian 10% dari siswa kelas XII AK 1 telah menghilangkan presepsi
buruk tentang BK dan sudah dapat
memanfaatkan pelayanan BK yang ada, maksudnya di mana 10 % siswa ketika mereka
menghadapi suatu masalah mereka sudah mau mendatangi guru Bk secara langsung
tanpa melakukan pelampiasan sikap kepada temannya, siswa sudah mau mendatangi
ruang Bk dan melakukan konseling akan permasalahan yang ia hadapi agar siswa
bisa terbantu menemukan solusi akan maslahnya. Dan 40% dari siswa kelas XII AK
1 masih memiliki presepsi buruk tentang BK disekolahnya, maksudnya 40% siswa
masih beranggapan tidak penting menceritakan masalahnya kepada guru BK
Terjadinya seperti itu dikarenakan bahwa para siswa belum memahami dan
memanfaatkan secara maksimal adanya BK di sekolah itu. Dari pernyataan angket
di nomor 1 yaitu “siswa mendatangi guru BK saat mengalami masalah kesuitan
belajarnya” sebagian besar siswa kelas XII AK 1 memilih jawaban tidak pernah.
Jadi para siswa itu sangat jarang bahkan tidak pernah mendatangi guru BK ketika
mengalami masalah kesulitan belajarnya.
Jika melihat tugas
guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang berfungsi untuk membantu siswa dalam
pengembangan proses belajar di sekolah maka idealnya apabila siswa memiliki
permasalahan, siswa dapat memanfaatkan guru BK sebagai fasilitator untuk
membantu menemukan pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh siswa
tersebut yaitu salah satunya dengan melakukan konseling. Namun pada
kenyataannya yang terjadi di sekolah SMK N 1 Metro khususnya yaitu kelas XII AK
1 sebaliknya para siswa tidak mau mendatangi guru Bknya. Maka dampak yang dapat timbul dari munculnya
kondisi/masalah itu adalah
1. Masalah yang dialami siswa tidak dapat teratasi
2. Siswa tidak akrab atau tidak bersahabat dengan
guru BK
3. Siswa selalu merasa takut untuk datang ke
ruang BK
4.
Siswa takut
ketika guru BK memanggilnya untuk datang ke ruangan guru BK
5.
Siswa takut
untuk berkonsultasi dengan guru BK terkait pendidikan lanjutan yang akan
ditempuh
6. Siswa akan merasa malu jika datang keruang BK
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Persepsi siswa terhadap BK yang ada di SMK 01
Metro 40 % masih kurang memahami dalam hal manfaat pelayanan dan peaksanaan BK
itu sendiri buktinya dapat kita lihat dari angket bahwasannya siswa masih
enggan mendatangi guru BK saat mengalami masalah kesulitan belajar . Jadi para
siswa itu sangat jarang bahkan tidak pernah mendatangi guru BK ketika mengalami
masalah kesulitan belajarnya.
B. Saran
Untuk guru BK yang ada di SMK N 1 Metro untuk
lebih menambah wawasan tentang teknik dan metode dalam memberikan layanan BK di
sekolahnya.
Untuk kepala sekolah agar berusaha untuk
menggali berbagai sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
pengembangan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Untuk kita
calon Guru BK agar lebih terbuka dan memiliki kemampuan dalam
meaksanakan layanan bimbingan dan konseling secara efektif ssui kebutuhan siswa
DAFTAR PUSTAKA
(diakases pada tanggal 14 Desember 2015 pukul
11:00)
https://guidanceforal.wordpress.com/2012/12/09/persepsi-siswa-terhadap-keberadaan-konselor/(diakases pada tanggal 14 Desember 2015 pukul
11:20)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Foto Pelaksanaan Survey