KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan
karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang penulis rasakan,
karena berkat Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis
Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling.
Makalah ini merupakan hasil observasi yang dilakukan
penulis. Penyusunan makalah ini dilatar belakangi betapa pentingnya program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, dalam makalah ini
penulis akan menganalisis Program Bimbingan dan Konseling secara teoritik dan
praktis dengan terlebih dahulu ingin mengetahui program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah Dasar, mengetahui kepelaksanaannya di lapangan beserta dampak dan
respon dari berbagai pihak.
Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, sudah
selayaknya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setulus – tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis tercatat
sebagai amal shaleh dan mendapat imbalan yang berlipat dari Allah swt.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga
menjadi lebih baik.
Sumedang, Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendukung utama
bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah
pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak
hanya cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi harus didukung oleh peninggktan profesionalosasi dan sistem manajemen
tenaga pendidikan serta pengembangan kemampuan peserta didikatau menolong diri
sendiri dalam memilih dan mengambl keputusan demi pencapaian cita – citanya.
Kemampuan seperti
itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek
perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual dan sistem nilai peserta
didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikn yang bermutu
di sekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian
standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan
optimal.
Para peserta
didik memiliki tugas – tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Untuk
pencapaian kompetensi siswa secara optimal diperlukan kerja sama yang baik
antara manajemen/supervisi, pengajaran, dan bimbingan konseling yang merupakan
tiga pilar pendidikan. Maka dari itu diperlukan adanya program bimbingan dan
konseling yang baik disertai dengan pelaksanaannya yang benar, supaya tugas –
tugas perkembangan siswa dapat ditangani dengan optimal.
Berdasarkan
paparan di atas maka penulis membuat makalah yang berjudul “Analisis Teori dan
Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar” yang
bertujuan untuk membandingkan program bimbingan secara teori dan yang ada di
lapangan.
Isi dari makalah
ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru untuk mengembangkan prograrm
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah perbandingan teori
dan praktis pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
2. Apa saja hambatan – hambatan yang
muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
3. Bagaimana dampak dan respon
terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
dari penulisan makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar” adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbandingn
teori dan praktis pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui hambatan –
hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar.
3. Untuk mengetahui dampak dan
respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Menganalisis
teori dan praktis tentang program bimbingan dan konseling di sekolah dasar
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan kreativitas guru
dalam membuat program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
2. Meningkatkan keterampilan guru
untuk mengimplementasikan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
3. Meningkatkan mutu pelaksanaan
program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
E. Metode Penelitian
Adapun metode
yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1. Observasi
Observasi
(pengamatan), yaitu cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu keadaan
(tingkah laku). Observasi dilakukan setiap saat pada jam pelajaran.
2. Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung
dengan narasumber, dalam hal ini ialah Kepala Sekolah.
3. Angket Siswa
Angket
(kuesioner) merupakan alat pengumpulan data (informasi) melalui komunikasi
tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dapat
diartikan sebagai “bantuan”, dalam arti lain bimbingan adalah suatu upaya
bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Menurut
Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Dalam kata
lain menurut Frank Parson bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
individu supaya individu tersebut bisa memilih,dan mempersiapkan diri untuk
memangku jabatan yang baru.
Lain halnya
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28/ 1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal
25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan.” Jadi penulis menyimpilkan suatu proses bimbingan dimulai dengan mengenal
diri sendiri (mengenal kelebihan dan kekurangan sendiri), kemudian mengenal
lingkungan (baik itu lingkungan sekolah maupun luar sekolah), dan dilanjutkan
dengan merencanakan masa depan (jenis pekerjaan disekitarnya dan mengembangkan
cita – cita sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka ketahui).
Selain itu
bimbingan lebih luas dikemukankan oleh Good (Thantawi, 1995:25) yang
menjabarkan bahwa:
Bimbingan
adalah (1) suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis, yang dimaksud
untuk mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang
sistematis (selain mengajar) pada murid, atau orang lain untuk menolong,
menilai kemampuan dan kesenderungan mereka dan menggunakan informasi itu secara
efektif dalam kehidupan sehari – hari; (3) perbuatan atau teknik yang digunakan
untuk menuntun anak terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan
suatu kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan dasar,
mengenal kebutuhan itu, dan mengambil langkah – langkah untuk memuaskan
dirinya.
Sedangkan menurut
Supardi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud bimbingan ialah:
Bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat ; (1) memahami
dirinya, (2) mengarahkan dirinya, (3) memecahkan masalah masalah yang
dihadapinya, (4) menyesuikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah,
masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang – peluang yang dimilikinya
dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi – potensinya sehingga
berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
Berdasarkan
pernyataan – pernyataan para ahli di atas maka penulis berpendapat bahwa
bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terus
– menerus dan sistematis kepada individu agar tercapai kemampuan – kemampuan
untuk memahami dirinya sendiri, menerima diri, mengarahkan diri, dan
merealisasikan dirinya sesuai potensi dan lingkungannya.
2.
Pengertian Konseling
Secara
etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, “consilium” yang
berarti “ dengan” atau “ bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “
memahami”. Sedangkan menurut Jones (1951) mengatakan bahwa:
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu ntuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsu dalam pemecahan
masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus
ditujukan pada perkembangan ang progresif dari individu untuk memecahkan
masalah – masalahnya sendiri tanpa bantuan.
Jadi menurut
Jones, konseling terdiri atas kegiatan; pengungkapan fakta atau data tentang
siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah –
masalah yang dihadapinya. Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa.
Dan tujunnya adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan semakin baik dan
semakin maju.
Sedangkan menurut
Smith (Shertzer & Stone,1974) berpendapat bahwa “Konseling merupakan suatu
proses dimana konselor membanu konseli membuat interpretasi –
interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,
atau penyesuaian – penyesuaian yang peru dibuatnya.”
Jadi menurut
Smith dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa konseling merupakan suatu proses
pemberian bantuan. Bantuan itu dilakukan dengan menginterpretasikan fakta –
fakta atau data, baik mengenai diri individu yang dibimbing sendiri, maupun
lingkungannya khususnya yang menyangkut pilihan – pilihan, dan rencana –
rencana yang akan dibuat.
Namun, berdasarkan Division of Conseling Psychology.
Berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu
mengatasi hambatan – hambatan perkembngan dirinya, dan untuk mencapai
perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya; proses tersebut dapat
terjadi setiap waktu.” Dapat dijabarkan sebagai berikut konseling merupakan
proses pemberian bantuan. Bantuan diberikan kepada individu – individu yang sedang
mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangannya. Konseling dapat
dilakukan pada setiap waktu. dan konseling bertujuan agar individu dapat
mencapai perkembangan yang optimal.
McDaniel
berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengn
individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat
menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan
lingkungannya.” Maka dapat dirumuskan sebagai berikut, konseling merupakan rangkaian
pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu
klien mengatasi kesulitan – kesulitan yang dihadapinya. Dan tujuan pemberian
bntuan itu adalah agar klien dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan dirinya
maupun dengan lingkungannya.
Selain itu
Bernard & Fullmer (1969) menyatakan bahwa konseling meliputi pemahaman dan
hubungan – hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan, motivasi, dan
potensi yang dimiliki klien dan memberikan bantuan kepada klien untuk mengapresiasikan
ketiga hal tersebut.
A.C. English
dalam Shertzer & Stone (1974) menyatakan bahwa “konseling adalah suatu
proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi – interpretasi
tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau
penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Namun menurut Blocher (Shertzer &
Stone:1974) menyatakan bahwa:
Konseling ialah membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan
memberikan reaksi – reaksi terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan yang
diterimanya, selanjutnya membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna
pribadi bagi tingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan –
tujuan dan nilai – nilai untuk perilaku di masa yang akan datang.
Hal – hal pokok yang
terkandung dalam pernyataan Blocher di atas adalah konseling merupakan bantuan
yang diberikan kepada individu. Dan tujuan konseling ialah supaya individu
dapat memahami dirinya sendiri, memberikan tanggapan terhadap pengaruh –
pengaruh lingkungan, dan dapat mengembangkan serta memperjelas tujuan hidupnya.
Berdasarkan
pendapat para ahli mengenai pengertian konseling, penulis pun memiliki pendapat
tersendiri. Menurut penulis konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara/tatap muka oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Sedangkan
pengertian bimbingan dan konseling itu sediri ialah suatu proses yang diberikan
oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki kemampuan memahami diri
dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang sedang individu
alami.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar
Secara umum
tujuan dari bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan
pendidikan itu sendiri. Berdasarkan pada Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan adalah terwujudnya
manusia indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara lebih
khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yakni untuk membantu
siswa agar tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial,
pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud, 1994). Jadi
cakupan dari tujuan bimbingan dan konseling secara khusus ialah bidang
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.
Solehuddin (2005)
berpendapat mengenai hakikat dan tujuan bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut:
1) Bimbingan pada hakikatnya
merupakan aktivitas yang terarah ke optimalisasi perkembangan anak. Aktivitas
yang sifatnya mendukung, mempermudah, memperlancar, dan bahkan batas tertentu
mempercepat proses perkembangan anak adalah bimbingan.
2) Tercapainya perkembangan anak
yang optimal adalah sasaran akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat
merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan secara keseluruhan.
3) Dalam konteks bimbingan upaya
membantu anak dalam meraih keberhasilan perkembangan anak dilakukan melalui
tiga aktivitas pokok, diantaranya menyerasikan perlakuan dan lingkungan dengan
kebutuhan perkembangan anak, menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan
berbagai kemampuan siswa, dan menyelenggarakan layanan intervensi khusus bagi
anak yang memerlukan perhatian dan bantuan khusus.
C.
Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Pelayanan
bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Diantaranya ialah:
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang
sesuatu oleh pihak – pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan
peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan, maupun
lingkungan yang lebih luas lagi.
2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau
terhindarnya peserta didik dari berbagai masalah yang mungkin akan timbul, yang
akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan – kesulitan dan
kerugian – kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3. Fungsi Pengentasan
Fungsi
pengentasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Langkah – Langkah Pelayanan Program BK
di Sekolah Dasar
1. Perencanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Perencanaan
merupakan suatu proses yang kontinu. Pengertian proses dalam hal ini ialah
mengantisipasi dan menyiapkan berbagai kemungkinan, atau usaha untuk menentukan
dan mengontrol kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi.
Salah satu hal
yang harus diperhatikan dalam merencanakan program bimbingan dan konseling
adalah faktor waktu. Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling, guru
pembimbing harus dapat mengatur waktu dalam kegiatan program bimbingan yang
akan dilaksanakan. Tidak seperti pelaksanaan program pembelajaran yang sudah
terjadwal pelaksanaannya secara terperinci, pelaksanaan program bimbingan dan
konseling perlu dirancang secara khusus, dan sangat mungkin berbeda dengan
sistem penjadwalan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil
observasi yang penulis lakukan di SD tidak ditemui adanya program bimbinngan
dan konseling. Program bimbingan tidak diberikan / dibuat oleh dinas ataupun
pihak – pihak lain, namun sekolah dituntut untuk melaksanakan program bimbingan
dan konseling.
Untuk pembuatan program
bimbingan dan konseling di SD, kepala sekolah menyerahkan pembuatan program
bimbingan dan konseling kepada guru kelas dan pembuatannya disesuaikan dengan
tahapan perkembangan siswa yang dibimbing.
Adapun format
yang digunakan untuk mempermudah guru pembimbing dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di SD, ialah sebagai berikut:
Format Bimbingan dan Konseling Guru Kelas
Kelas :
Bulan :
No
|
Tanggal
|
Bentuk Bimbingan
|
Jml. SiswaYang Dibimbing
|
Masalah
|
Langkah
Bimbingan
|
Hasil
Bimbingan
|
Ket.
|
|
Individu
|
Kelompok
|
|||||||
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Guru Kelas
NIP.
NIP.
Format tersebut
dalam bentuk buku pegangan yang dimiliki oleh masing – masimg guru kelas.
a) Manfaat Perencanaan Program
Adapun manfaat
apabila dilakukannya perencanaan program layanan bimbingan dan konseling secara
matang yaitu:
1) Adanya
kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan,
2) Adanya
kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan – kegiatan bimbingan yang
dilakukan, dan
3)
Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancara, efisien, dan efektif.
b) Aspek kegiatan penting dalam
Perencanaan Program
Dalam hubungannya
dalam perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka ada
beberpa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu :
1) Analisis
kebutuhan dan permasalahan siswa,
2)
Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai,
3) Analisis
situasi dan kondisi di sekolah,
4)
Penentuan jenis – jenis kegiatan yang akan dilakukan,
5)
Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan,
6)
Penetapan pelaksana atau personel – personel yang akan melaksanakan kegiatan –
kegiatan yang telah ditetapkan,
7)
Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan – kegiatan bimbingan yang
direncanakan, serta
8)
Perkiraan tentang hambatan – hambatan yang akan ditemui dan usaha – usaha apa
yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan – hambatan.
2. Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Pada tahap
pelaksanaan pada dasarnya merupakan implementasi dari tahap perencanaan. Untuk
materi yang sifatnya pemberian informasi, secara umum langkah – langkah
pelaksanaanya meliputi: 1) Langkah pendahuluan, pada langkah ini guru
perlu menciptakan kondisi kelas yang nyamap serta menyampaikan materi terlebih
dahulu, 2) Langkah pelaksanaan, guru menyajikan materi sesuai dengan skenario
yang direncanakan, dan 3) Langkah penutupan, hal yang terpenting pada tahap ini
adalah penarikan kesimpulan dan penyampaian harapan pada siswa.
Pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang penulis observasi,
dilaksanakannya saat muncul masalah jadi guru menunggu munculnya masalah baru
melakukan bimbingan. Selain itu bimbingan dilakukan hanya pada siswa yang
mengalami masalah saja.
a) Pelaksana Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil
observasi yang penulis lakukan, bahwa yang melaksanakan program bimbingan dan
konseling ialah guru kelas. Hal ini disebabkan karena di sekolah dasar tidak
ada guru khusus bimbingan dan konseling.
Pada saat guru
kelas akan melaksanakan layanan bimbingan pada siswa yang bermasalah,
sebelumnya guru tersebut harus melapor ke kepala sekolah terebih dahulu.
Kemudian setelah pelaksanaan bimbingan guru kelas tersebut harus melapor
kembali ke kepala sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap pelaksanaan
program bimbingan dan konseling yang dilakukan guru kelas diketahuai oleh
kepala sekolah.
Sekolah hanya
melayani siswa – siswa yang bermasalah dalam hal belajar, dan sosial (
bertengkar, susah bergaul, dll ). Apabila ada siswa yang mengalami masalah
dengan tindakan kriminal ( mengkonsumsi narkoba, pencurian, dll) pelaksana
bimbingan diserahkan kepada pihak berwajib dalam hal ini kopolisian, jadi
dilakukan alih tangan kasus kepada seseorang yang ahli di bidangnya.
b) Pendekatan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar yang Diobservasi
Adapun pendekatan
– pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar :
(1) Pendekatan krisis
Dalam pendekatan
krisis pembimbing menunggu terlebih dahulu munculnya krisis dari siswa dan
pembimbing bertindak membantu menghadapi siswa yang menghadapi krisis itu.
Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini biasanya menggunakan tindakan –
tindakan yang “pasti”.
(2) Pendekatan remedial
Di pendekatan
ini, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau
memperbaiki kelemahan – kelemahan yang tampak. Tujuan bantuan ini ialah
menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin akan terjadi.
(3) Pendekatan preventif
Pendekatan ini
mencoba mengantisipasi masalah – masalah generik dan mencegahnya terjadinya
masalah itu. Masalah – masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi,
kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat
terjadi pada siswa pada umumnya.
(4) Pendekatan perkembangan
Pendekatan
perkembangan ialah pendekatan yang tepat dan mutakhir dilaksanakan di sekolah
dasar karena pendektan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi
perkembangan peserta didik.
Namun,
berdasarkan observasi di sekolah dasar yang penulis lakukan bahwa di SD menggunakan
pendekatan krisis. Karena guru kelas sebagai pembimbing menunggu munculnya
masalah dari siswa terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan bimbingan kepada
siswa yang bermasalah tersebut.
3. Penilaian Setelah Pelaksanaan BK
di Sekolah Dasar
Kegiatan pokok
yang dilakukan pada tahap penilaian (evaluasi) ini adalah menilai keberhasilan
pelaksanaan kegiatan, baik keberhasilan dari segi proses maupun hasil.
Keberhasilan proses dapat dilihat dari respon dan keterlibatan siswa dalam
mengikuti kegiatan. Sedangkan keberhasilan hasil dapat dilihat dari ada
tidaknya perubahan perilaku siswa sebelum mengikuti dan setelah mengikuti
kegiatan.
Cara – cara
penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Evaluasi bentuk tes,
terutama dilakukan untuk melihat ada tidaknya perubahan dari segi prestasi
siswa. Cara yang paling banyak dilkukan adalah bentuk non tes, seperti
observasi, penyebaran angket, dan skala sikap.
4. Analisis Kegiatan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Tahap analisis
merupakan langkah tindak lanjut dari kegiatan penilaian. Pada tahap in guru
perlu menganalisis faktor – faktor yang diperkirakan menjadi penyebab berhasil
atau tidak berhasilnya suatu kegiatan dilaksanakan. Faktor – faktor yang
dimaksud dapat berasal dari dalam diri guru seprti pandangan terhadap bimbingan
dan konseling, motivasi, atau keterampilan teknis melaksanakan layanan.
Sementara itu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan
bimbingan dan konseling mencakup faktor lingkungan sekolah, seperti dukungan
guru dan personil lainnya, orang tua dan masyarakat, serta faktor diri siswa
itu sendiri.
5. Tindak Lanjut Kegiatan Bimbingan
di Sekolah Dasar
Hasil – hasil
analisis selanjutnya ditindak lanjuti untuk mengatasi berbagai kelemahan dan
mengembangkan berbagai keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan. Tindak lanjut
dituangkan dalam bentuk berbagai rekomendasi yangs elanjutnya akan dijadikan
landasan dalam membuat perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
B. Hambatan - Hambatan dalam Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Dalam
melaksanakan suatu kegiayan pasti menemukan hambatan, begitu pula dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan penulis dengan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya pemahaman guru terhadap
bimbingan dan konseling
Dalam hal ini
guru kelas selaku pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
harus lebih memahami tentang bimbingan dan konseling itu sendiri. Karena
pemahaman inilah merupakan syarat utama pelaksana pelayanan bimbingan dan
konseling.
2. Kesibukan guru kelas
Guru kelas
memiliki jadwal yang cukup padat dalam mengajar, karena guru kelas mengajar
hampir semua pelajaran (umum). Selain itu guru kelas pun memiliki kesibukan di
luar sekolah seperti mengurus keluarganya. Maka dari itu sangat sulit bagi guru
kelas untuk membagi jadwal kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Komunikasi
Bimbingan dan
konseling dilakukan dengan cara tatap muka sehingga faktor komunikasai sangat
berpengaruh dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, karena apabila
komunikasi antara pembimbing dengan siswa yang dibimbing jarang dilakukan maka
kemungkinan besar pemecahan masalah siswa akan kurang baik dan bahkan tidak
terselesaikan.
4. Tidak ada inovasi dalam
pelaksanaan
Hal ini berasal
dari dalam diri pembimbing, inovasi ini berkaitan erat dengan keterampilan
guru/pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling tersebut.
5. Waktu
Waktu pelaksanaan
program bimbingan tidak seperti pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah
terjadwal dengan baik, namun sulit untuk mengatur waktu pelaksanaan bimbingan
dan konseling. Karena harus memperhatikan kesiapan dari kedua belah pihak untuk
menyamakan jadwal yang kosong.
6. Guru kadang bersikap “masa bodoh”
Apabila seorang
guru memiliki pemahaman yang kurang mengenai pentingnya program bimbingan dan
konseling maka akan menimbulkan sikap masa bodoh dari dalam diri guru tersebut
terhadap bimbingan dan konseling. Sehingga program tidak akan terlaksana dan
menimbulkan banyak kerugian baik bagi siswa maupun pihak sekolah.
C. Dampak dan Respon dari Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling
1. Dampak dari Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling
Dalam pelaksanaan
program BK memberikan berbagai dampak diantaranya:
a) Dampak
positif
Adapun dampak positif dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar diantaranya adalah terpecahkannya masalah – masalah belajar
siswa, tercapainya tugas – tugas perkembangan anak dan, tercapainya tujuan –
tujuan pembelajaran dengan baik.
b) Dampak
negatif
Dampak negatif dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah memerlukan
waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaan terlebih apabila memakai jam belajar
efektif, selain itu pelaksanaan program bimbingan dan konseling menyita banyak
waktu pembimbing sehingga memerlukan pengorbanan dari pihak pembimbing.
2. Respon dari Berbagai Pihak
mengenai Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling menimbulkan respon dari pihak siswa, sekolah dan
lingkungan, dijeaskan sebagai berikut:
a) Respon dari pihak sekolah di SD
mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling bagus, karena dijumpai ada
sebagian guru kelas yang aktif dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap muridnya yang mengalami masalah.
b) Respon dari pihak siswa mengenai
pelaksanaan program bimbingan dan konseling baik, karena banyak siswa yang
antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dan berusaha untuk menerima dan
melakukan segala solusi yang diberikan oleh guru.
c) Respon dari pihak orang tua siswa
dan masyarakat sangat baik, walau terlihat acuh namun mereka berharap dengan
adanya kegiatan bimbingan dan konseling ini anak mereka bisa mendapatkan
keterampilan lain dan bisa lebih baik lagi.
D. Masalah – Masalah dalam Belajar
Berdasarkan hasil
observasi di SD, saya menemukan masalah dalam belajar di kelas IV, ada seorang
siswa yang belum lancar dalam menulis.
Selain itu, saya
menemukan siswa kelas II yang masih harus ditemani oleh ibunya ketika
pembelajaran berlangsung sehingga dengan terpaksa orang tua dari siswa tersebut
duduk di samping anaknya selama pembelajaran berlangsung. Bila orang tuanya
beranjak dari sampinya siswa tersebut menangis. Ternyata setelah dilakukan
pengumpulan data siswa tersebut memiliki sifat manja, pendiam dan sulit untuk
bergaul.
Masalah tersebut
sudah berlangsung 1 tahun namun masih belum dapat terselesaikan, hal ini
mengindikasikan bahwa penanganan dari guru kelas kurang baik dan lambat.
Padahal masalah itu sangat berpengaruh bagi perkembangan siswa itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengkaji
makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan program bimbingan di
sekolah dasar dilaksanakan oleh guru kelas dan diketahui oleh kepala sekolah
dan, pendekatan yang dipakai dalam pelaksanaan program BK di SD yang
diobservasi ialah pendekatan krisis,
2. Hambatan – hambatan yang ditemui
sebagai berikut; guru belum memahami tentang BK, kesibukan mengajar guru,
komunikasi, tidak ada inovasi dari guru, waktu dan, guru kadang bersikap “masa
bodoh”,
3. Respon dari berbagai pihak baik
itu dari pihak sekolah, siswa dan masyarakat terhadap pelaksanaan program BK
sangat baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil
analisis tentang pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah dasar,
penulis memberikan saran bagi pelaksana/guru kelas harus lebih kreatif dalam
mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar, pendekatan yang
digunakan sebaiknya pendekatan perkembangan, pelayanannya harus cepat tanggap
dan lebih proaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Juntika Nurihsan, A. (2005). Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Mulyadi, Agus. (2003). Dasar – Dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nur. E. I. S., Muh. (2010). Bimbingan dan Konseling
untuk Anak. Jakarta: Trans Mandiri Abadi.
Setiawati dan Ni’mah Chudari I. (2007). Bimbingan
dan Konseling. Bandung: UPI PRESS