1 Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
serta Perkembangan Intelektual dan Emosional
a. Pertumbuhan
jasmani selama pertengahan masa kanak-kanak
1. Tingkat
Pertumbuhan
Pada anak usia 10 tahun
baik laki-laki maupun perempuan, badanya bertambah berat kurang lebih 3,5 kg dan
tingginya bertambah. Namun setelah remaja anak perempuan pada usia 12-13 tahun
berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Menurut Tanner (1973 : 35) anak
berusia 7 tahun tidak akan banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini dalam
keadaan normal. Dalam pertumbuhan bisa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
. anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami
kekurangan gizi, disamping itu juga karena perbedaan tempat tinggal biasanya
anak-anak yang tinggal di rumah yang bagus akan lebih matang daripada anak-anak
yang berasal dari keluarga kurang mampu serta lingkungan kurang baik dan tidak
sehat.
2. Nutrisi
dan pertumbuhan
Pada usia pertengahan
biasanya anak-anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan karena
kegiatannya menuntut energi yang banyak, dan dalam usia ini berat badannya
meningkat dua kali lipat. Untuk mendukung perumbuhan spontan ini ,anak-anak memerlukan
2.400 kalori setiap hari, 34 gram protein, dan rata-rata karbohidrat yang
tinggi paling minimum harus tetap dipertahankan ( E.R.Williams & Cakiendo,
1984).
Kekurangan nutrisi
dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena nutrisi tersebut hanya
untuk mempertahankan hidup dan energi, sedangkan protein lebih untuk
meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung kedua proses
tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak optimal.
3. Kesehatan
dan kebugaran anak
Kesehatan anak
Perkembangan vaksin
untuk berbagai penyakit kanak-kanak
telah membuat kanak-kanak usia pertengahan selamat dalam hidupnya. Pemberian
vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia ini dari pada anak-anak yang lebih
rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah . hal ini
juga merupakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak usia sekolah tersebut
paling rendah sepanjang tahun.
b. Beberapa
aspek kesehatan dan kebugaran masa kanak-kanak
Terdapat beberapa aspek
yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan kesehatan dan kebugaran
kanak-kanak, yaitu:
1. Obesity
Kelebihan
berat badan sering kali disebabkan oleh kurang berolahraga dan terlalu banyak
makan, disamping itu lingkungan juga dapat berpengaruh besar terhadap
kegemukan, biasanya justru terdapat pada masyarakat yang sosial ekonominya
kurang, terutama bagi para wanitanya. Anak gemuk biasanya kurang aktif
dibandingkan dengan anak lain yang kurang gemuk dan suka menonton TV (Dietz,
& Gortmaker, 1985; Kolata, 1986).
Anak-anak
gemuk biasanya tidak tumbuh menjadi gemuk pada mulanya, namun mereka menjadi
gemuk setelah dewasa (kolata, 1986). Orang dewasa yang gemuk menghadapi
berbagai resiko dan masalah kesehatan, misalnya tekanan darah, diabetes, dan
jantung. Sekalipun demikian anak yang gemuk masih dapat dipelihara dengan baik,
antara lain diubah cara makannya, latihan olahraga secara teratur dengan
melibatkan orang tuanya ( L.H.Epatein & Wing, 1987).
2. Kondisi
medis pada masa kanak-kanak
Pada
umumnya anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung
singkat. Selama studi 6 tahun disimpulkan pada umumnya anak mendapat sakit yang
akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi medis, biasanya kena virus
atau flu, dan hanya satu dari sembilan anak yang menderita penyakit kronis
seperti migraine (kepala pusing
) atau penglihatan jarak dekat.
) atau penglihatan jarak dekat.
3. Penglihatan
Pada
anak usia sekolah, penglihatannya lebih tajam daripada waktu-waktu sebelumnya.
Anak-anak yang berusia dibawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak
jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk secara berbeda
daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut maka mereka bukan hanya lebih matang, tetapi
juga dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.
4. Kesehatan
gigi
Pada
usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali, selanjutnya
diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun
kelima berikutnya.
5. Kebugaran
anak
Pada dewasa ini latihan
fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960-an.
Jantung dan paru-paru mereka bentuknya kurang baik dibandingkan dengan
anak-anak yang suka berolahraga daripada anak-anak usia pertengahan tahun.
c. Perkembangan intelektual dan emosional
1. Perkembangan
intelektual
Beberapa aspek
perkembangan intelektual pada usia kanak-kanak
a. Perkembangan
kognitif : tahap operasi konkret piaget
Menurut
piaget ,kadang-kadang anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret
yaitu pada waktu anak dapat berfikir secara logis mengenai segala sesuatu. Pada
umumnya mereka pada tahap berusia sampai kira-kira 11 tahun.
b. Berfikir
operasional
Menurut
piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampu berfikir operasional : mereka dapat
mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan ktivitas mental sebagai
kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berfikir
dalam aktivitasnya. Walaupun anak-anak praoperasional dapat membuat pernyataan mental tentang obyek
dan kejadia-kejadian sekalipun tidak dapat dalam seketika, cara belajar mereka
masih terikat pada pengalaman fisik. Anak-anak yang ada pada tahap operasional
konkret lebih baik daripada anak-anak
yang praoperasional dalam mengadakan klasifikasi, bekerja dengan angka-angka
karena pada masa ini anak-anak berkurang sifat egoinya, dan anak pada tahapan
operasi konkret lebih bersifat kritiscmereka lebih banyak dapat
mempertimbangkan suatu situasi daripada hanya memfokuskan pada suatu aspek
,sebagaimana yang mereka lakukan pada praoperasional.
c. Konservasi
Konservasi
adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai
operasi pada tahap konkret. Dengan kata
lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan
tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau
dikurangi. Anak-anak mengembangkan perbedaan berbagai tipe konservasi dalam
waktu yang berbeda. Pada usia 6 atau 7 tahun mereka dapat mengkonservasi
substansi , pada usia 9 atau 10 tahun mampu mengkonservasi berat, dan pada usia
11 atau 12 tahun mampu mengkonservasi volume.
d. Bagaimana
konservasi dikembangkan
Pada
umumnya anak bergerak dengan melalui tiga tahapan dalam menguasai konservasi
sebagaimana dikemukakan diatas.
Tahap pertama, anak praoperasional gagal
mengkonservasi. Mereka memusatkan perhatian pada satu aspek dalam situasi tertentu.
Mereka belum mengerti bahwa penyimpanan bola dapat diisi dengan bola lebih dari
satu. Sebab anak-anak preoperasional tidak mengerti tentang konsep perubahan,
mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti bahwa mereka dapat mengubah sesuatu,
misalnya dengan menggerakkan suatu benda (bola) tanpa mengubah bentuknya.
Tahap kedua merupakan transisional.
Anak-anak kembali pada kondisi bahwa kadang-kadang mengadakan konservasi namun
kadang-kadang tidak melakukannya. Mereka lebih banyak memperhatikan berbagai
hal dan tidak terpaku pada satu objek saja dalam situasi tertentu, seperti
berat, lebar, panjang dan tebal akan tetapi mereka gagal mengetahui sebagaimana
berbagai dimensi tersebut berhubungan satu sama lain.
Tahap ketiga (tahap terakhir), anak-anak
dapat mengkonservasi dan dapat memberikan alasan secara logis atas jawaban yang
mereka berikan.
Alasan
tersebut mengacu kepada perubahan, identitas. Jadi anak-anak pada operasional
konkret menunjukkan suatu kualitas kognitif lebih lanjut daripada anak-anak
praoperasional. Mereka dapat berfikir lebih luas dan peduli pada berbagai
transformasi yang hanya merupakan persepsi.
Piaget
menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonservasi akan
lebih baik apabila secara nalar telah cukup matang.
2. Perkembangan
emosional
a. Gangguan
emosional pada kanak-kanak
Terdapat
beberapa gangguan emosional pada masa kanak-kanak sehingga terkesan dan sebagi
penyebab ketakutan kanak-kanak untuk melakukan kegiatan misalnya suasana gelap
sehingga takut melakukan sesuatu pada malam hari diluar rumah.
b. Beberapa
tipe masalah emosional
Kebrutalan
anak nampak pada perilakunya, mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering
kali memerlukan bantuan orang lain. Misalnya berkelahi, berbohong, merusak hak
milik dll. Bentuk-bentuk tindakan tersebut merupakan ekspresi yang keluar dari
emosional yang terganggu. Sekalipun demikian pada umumnya anak-anak
mengemukakan alasan untuk dapat dipercayai oleh orang lain, kan tetapi ketika
anak telah berusia lebih dari 6 atau 7 tahun sekalipun mereka tetap membuat cerita
yang bohong ,mereka sadar dan tidak aman perasaanya.
c. Gangguan
kecemasan
Gangguan
kecemasan dapat berupa gangguan keinginan terpisah dan ketakutan (phobia). Anak
yang menderita gangguan semacam ini sering kali tidak mau berteman dengan kata
lain dia suka menyendiri dan selalu peduli terhadap penyakitnya misalnya sakit
kepala, sakit perut dll.
d. Takut
sekolah
Suatu
ketakutan yang tidak realistik adalah apabila seorang anak tidak mau sekolah,
mungkin kondisi semacam itu juga merupakan keinginan terpisah. Ketakutan
terhadap guru yang keras (galak) atau mendapat tugas yang berat di sekolah.
Ketakutan anak tersebut adalah wajar hal ini bukannya disebabkan oleh anak
melainkan karena lingkungan yang tidak kondusif, oleh karena itu suasan sekolah
perlu diubah.
e. Kematangan
sekolah
Kematangan
sekolah merupakan suatu kondisi dimana anak telah memiliki kesiapan cukup
memadai, baik dilihat dari fisiknya maupun mental, untuk dapat memenuhi
tuntutan pendidikan formal. Secara umum anak yang dianggap matang sekolah
adalah lima atau enam tahun. Pada rentang usia ini, anak telah mencapai
perkembangan fisik sebagai dasar yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
segala sesuatu disekolah, antara lain anak telah mampu mengurus dirinya
sendiri, menguasai penggunaan alat tulis dengan benar, dan dapat menerima
makanan padat. Disamping itu perkembangan kognitif yang memadai juga sangat
dibutuhkan, misalnya anak mulai dapat membaca dan menulis.
f. Depresi
pada masa kanak-kanak
Anak-anak
yang megalami depresi sedikit sekali suka berjalan atau berteriak .gejala
depresi antara lain: ganggauan konsentrasi, kurang tidur, selera makan kurang,
mulai berbuat kejelekan disekolah, tidak merasa bahagia ,takut sekolah
(malmquist, 1988, poznanski, 1982). Pada umumnya orang tua tidak memahami
adanya berbagai masalah kecil seperti gangguan waktu tidur, kehilangan nafsu
makan dan sebagainya, namun sering kali anak menunjukkan adanya gangguan
tersebut.
g. Perawatan
problema emosional
Pilihan
untuk perawatan secara khusus untuk gangguan tertentu sangat bergantung pada
berbagai faktor misalnya problema yang bersifat alamiah, kepribadian anak,
kesediaan orang tua untuk berpartisipasi dll.
h. Stres
Stres adalah
perasaan tertekan disertai dengan meningkatnya emosi yang tidak
menyenangkan,seperti cemas, gelisah, takut, sedih, atau marah yang relatif
berlangsung lama. Stres dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain suasana
keluarga yang sering kali diwarnai oleh adanya konflik orang tua atau sikap
orang tua yang selalu menuntut pada anak untuk berprestasi atau berbuat yang
baik-baik. Sekalipun demikian stres jarang ditemukan pada anak-anak.
2
perkembangan
bahasa, sosial, moral, dan sikap
. a. perkembangan
bahasa
setiap
manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa. Bahasa
mencakup segala bentuk komunikasi baik yang diutarakan dalam bentuk lisan,
tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah, dan seni.
Bahasa
adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang
disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Perkembangan bahasa
terbagi atas dua periode yaitu periode prelinguistik (0-1 tahun) dan periode
linguistik (1-5 tahun).
Periode
linguistik terbagi menjadi tiga fase yaitu:
1. fase
satu kata atau holofrase
pada fase ini anak
mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang
berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Pada
umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda setelah
beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase
lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul
pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat
kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang
terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan
obyek tata bahasa tidak benar. pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak
tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan
komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya
jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan
kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase
ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari
massa balita yang berlangsung antara usia dua setengah tahun sampai lima tahun.
Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam
berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi
anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama
dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata
ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya.
Jenis-jenis bahasa
a. Bahasa
tubuh
Adalah cara seseorang
berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh yaitu melalui gerak
isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya
disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh merupakan ungkapan komunikasi anak yang
paling nyata karena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap
orang lain.
b. Bicara
Bicara merupakan salah
satu alat komunikasi yang paling efektif. Bagi anak bicara tidak sekedar
merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai tujuannya misalnya sebagai alat pemuas
kebutuhan, sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain, sebagai alat untuk
membina hubungan sosial, sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, untuk
dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, untuk mempengaruhi perilaku
orang lain.
c. Potensi
anak berbicara didukung oleh beberapa hal
1) Kematangan
alat berbicara
Kemampuan berbicara
tergantung pada kematangan alat-alat berbicara misalnya tenggorokan,
langit-langit .alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempurna
dan dapat membentuk suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara.
2) Kesiapan
beerbicara
Kesiapan mental anak
sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud
biasanya dimulai sejak anka berusia antara 12-18 bulan yang disebut teachable
moment dari perkembangan bericara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap
untuk belajar berbicara yang sesungguhnya.
3) Adanya
model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak membutuhkan suatu
model tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat
berkomunikasi dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti.
4) Kesempatan
berlatih
Apabila anak kurang
mendapat latihan ketrampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering
kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya.
5) Motivasi
untuk belajar
Memberikan motivasi dan
melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak untuk memenuhi
kebutuhannya untuk mengembangkan potensi anak.
6) Bimbingan
Bimbingan bagi anak
sangat penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, hendaknya orang
tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara pelan yang mudah
diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membenarkan apabila
dalam berbicara anak berbuat kesalahan. Bimbingan sebaiknya dilakukan secara
terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila
berbicara dengan orang lain.
d. Gangguan
dalam perkembangan berbicara
Perkembangan berbicara
merupakan suatu proses yang sullit dan rumit. Terddapat beberapa kendala yang
sering kali dialami anak antara lain:
1. Anak
cengeng
Anak yang sering kali
menangis dengan berlebihan dapat
menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik gangguan
tersebut berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan
kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan
tidak dicintai oleh orang tuanya atau anggota keluarga lain. Oleh karena itu
peranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut.
2. Anak
sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Anak sulit memahami isi
pembicaraaan orang lain dikarenakan orang tua sering berbicara sangat cepat
dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak. Orang tua hendaknya
selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan
tersebut agar dapat memperbaiki apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah
menginterpretasikan suatu pembicaraan.
b b. Perkembangan
sosial, moral dan sikap
1. Perkembangan
sosial
Kemampuan anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan ,penerimaan lingkungan, serta berbagai
pengalaman yang positif selama anak
melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat penting
bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang
akan datang atau meningkat dewasa. Segala sesuatu yang diperoleh anak semasa
kecil mereka memetik hasilnya pada waktu kelak. Sekalipun demikian semuanya itu
tidak datang begitu saja namun perlu pelajaran dan pengalaman sehingga anak
dapat belajar dari orang-orang yang terdekat dengannya. Oleh karena itu,
perilaku dan kebiasaan orang tua harus merupakan contoh atau model maupun
teladan yang selalu ditiru dan dibanggakan oeh anaknya. Peranan orang tua
sangat penting terutama dalam mengembangkan ketrerampilan bergaul bagi anak.
Oleh karena itu, selain memberi anak kepercayaan dan kesempatan ,orang tua juga
diharapkan dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada
saat anak berperilaku positif.
2. Perkembangan
moral dan sikap
Sejalan dengan tambahan
usia, biasanya anak mulai memberontak pada disiplin yang diterapkan dirumah
atau disekolah.
Berikut ini beberapa
proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak.
a. Imitasi
(imitation)
Adalah peniruan sikap,
cara pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukan dengan sengaja oleh
anak. Dengan demikian proses tindakan yang dilakukan berbeda dengan
identifikasi yang berlangsung tanpa disadari oleh anak. Pada umumnya anak suka
menirukan segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tuanya jadi bukan yang
diucapkan atau dikatakan oleh orang tuanya terhadap orang lain, kakak dan
sebagainya.
b. Internalisasi
Adalah suatu proses
yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial yang paling
mendalam dan paling lenggeng dalam kehidupan orang tersebut. Suatu nilai, norma
atau sikap tersebut terinternalisasi pada diri anak sukar diubah dan menetap
dalam waktu yang cukup lama.
c. Introvet
dan ekstrovet
Introvet adalah
kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat,
sikap, atau keputusan-keputusan yang diambil selalu berdasarkan padda perasaan,
pemikiran dan pengalamanya sendiri.
Ekstrovet adalah
kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga
segala minat, sikap dan keputusan-keputusan yang diambil lebih banyak
ditentukan oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi diluar dirinya.
d. Kemandirian
Adalah kemampuan
seseorang untuk berdiri tanpa bantuan orang lain baik dalam bentuk material
maupun moral. Dasar kemandirian adalah adanya rasa percaya diri seseorang untuk
menghadapi sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada anak rasa
percaya diri ini selalu berkembang sesuai dengan bertambahnya usia dan
pengalaman serta bimbingan dari orang dewasa (guru, orang tua, kakak, orang
disekitarnya) yang dapat bergaul dengan baik serta memberikan bimbingan secara
langsung maupun tidak langsung.
e. Ketergantungan
Anak-anak pada usia
6-12 tahun karena kebutuhan hidupnya sangat tergantung kepada orang tua atau
orang dewasa lain. Akan tetapi karena bertambahnya usia dan perkembangan
jasmani dan rohaninya, ketergantungan tersebut makin berkurangdan timbullah
rasa ingin mandiri.
f. Bakat
Adalah potensi dalam
diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut
dapat mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus
yang sering kali melebihi orang lain. Menurut ilmu pengetahuan yang terdapat
dua jenis bakat yang dimiliki dan dapat dikembangkan yaitu:
·
Bakat yang bertalian dengan kemahiran
atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan khusus.
·
Bakat yang diperlukan untuk berhasil
dalam tipe pendidikan tertentu atau pendidikan khusus .
Terdapat tiga faktor
utama yang dapat mempengaruhi tampilan bakat anak yaitu:
·
Faktor motivasi
Faktor motivasi
berhubungan erat dengan daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
·
Faktor nilai atau value
Faktor iini berkaitan
dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil pekerjaan yang sesuai
dengan bakatnya.
·
Konsep diri
Anak yang memiliki
konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik
dengan sukses yang merupakan aktualisasi bakatnya. Anak yang memilki konsep
diri yang positif selalu merasa yakin atas sesuatu yang sedang dikerjakannya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan
fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak
tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomiyang relatif sama
pula. Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Kekuranagn nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang
berdaya dan tidak aktif namun sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang
bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup
yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan
intelektual anak sangat bergantung pada berbagai faktor antara lain kesehatan,
gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari
sekalipun sederhana. Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya
usia, llingkungan, pergaulan, dan pembinaan orang tua maupun guru disekolah.
Perkembangan emosional dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu adanya ganguan
kecemasan, rasa takut, dan faktor- faktor eksternal yang seringkali tidak
dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Dalam mengatasi berbagai
masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak biasanya orang tua
berkonsultasi dengan para ahli misalnya dokter anak, psikiater, psikolog dan
sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyani
sumantri dan Nana syaodih.2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta;
Universitas
Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar