Jumat, 23 Maret 2018

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)




1  Pertumbuhan Fisik atau Jasmani serta Perkembangan Intelektual dan Emosional

a.    Pertumbuhan jasmani selama pertengahan masa kanak-kanak
1.    Tingkat Pertumbuhan
Pada anak usia 10 tahun baik laki-laki maupun perempuan, badanya bertambah berat kurang lebih 3,5 kg dan tingginya bertambah. Namun setelah remaja anak perempuan pada usia 12-13 tahun berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Menurut Tanner (1973 : 35) anak berusia 7 tahun tidak akan banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini dalam keadaan normal. Dalam pertumbuhan bisa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan . anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi, disamping itu juga karena perbedaan tempat tinggal biasanya anak-anak yang tinggal di rumah yang bagus akan lebih matang daripada anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu serta lingkungan kurang baik dan tidak sehat.

2.      Nutrisi dan pertumbuhan
Pada usia pertengahan biasanya anak-anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan karena kegiatannya menuntut energi yang banyak, dan dalam usia ini berat badannya meningkat dua kali lipat. Untuk mendukung perumbuhan spontan ini ,anak-anak memerlukan 2.400 kalori setiap hari, 34 gram protein, dan rata-rata karbohidrat yang tinggi paling minimum harus tetap dipertahankan ( E.R.Williams & Cakiendo, 1984).
Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi, sedangkan protein lebih untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung kedua proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak optimal.

3.      Kesehatan dan kebugaran anak
Kesehatan anak
Perkembangan vaksin untuk berbagai penyakit  kanak-kanak telah membuat kanak-kanak usia pertengahan selamat dalam hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia ini dari pada anak-anak yang lebih rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah . hal ini juga merupakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak usia sekolah tersebut paling rendah sepanjang tahun.

b.    Beberapa aspek kesehatan dan kebugaran masa kanak-kanak
Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan kesehatan dan kebugaran kanak-kanak, yaitu:
1.      Obesity
Kelebihan berat badan sering kali disebabkan oleh kurang berolahraga dan terlalu banyak makan, disamping itu lingkungan juga dapat berpengaruh besar terhadap kegemukan, biasanya justru terdapat pada masyarakat yang sosial ekonominya kurang, terutama bagi para wanitanya. Anak gemuk biasanya kurang aktif dibandingkan dengan anak lain yang kurang gemuk dan suka menonton TV (Dietz, & Gortmaker, 1985; Kolata, 1986).
Anak-anak gemuk biasanya tidak tumbuh menjadi gemuk pada mulanya, namun mereka menjadi gemuk setelah dewasa (kolata, 1986). Orang dewasa yang gemuk menghadapi berbagai resiko dan masalah kesehatan, misalnya tekanan darah, diabetes, dan jantung. Sekalipun demikian anak yang gemuk masih dapat dipelihara dengan baik, antara lain diubah cara makannya, latihan olahraga secara teratur dengan melibatkan orang tuanya ( L.H.Epatein & Wing, 1987).
2.      Kondisi medis pada masa kanak-kanak
Pada umumnya anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung singkat. Selama studi 6 tahun disimpulkan pada umumnya anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi medis, biasanya kena virus atau flu, dan hanya satu dari sembilan anak yang menderita penyakit kronis seperti migraine (kepala pusing
) atau penglihatan jarak dekat.
3.      Penglihatan
Pada anak usia sekolah, penglihatannya lebih tajam daripada waktu-waktu sebelumnya. Anak-anak yang berusia dibawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk secara berbeda daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut  maka mereka bukan hanya lebih matang, tetapi juga dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.
4.      Kesehatan gigi
Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali, selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya.
5.      Kebugaran anak
Pada dewasa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960-an. Jantung dan paru-paru mereka bentuknya kurang baik dibandingkan dengan anak-anak yang suka berolahraga daripada anak-anak  usia pertengahan tahun.

c.     Perkembangan intelektual dan emosional
1.    Perkembangan intelektual
Beberapa aspek perkembangan intelektual pada usia kanak-kanak
a.    Perkembangan kognitif : tahap operasi konkret piaget
Menurut piaget ,kadang-kadang anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret yaitu pada waktu anak dapat berfikir secara logis mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap berusia sampai kira-kira 11 tahun.

b.    Berfikir operasional
Menurut piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampu berfikir operasional : mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional  yaitu kemampuan ktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berfikir dalam aktivitasnya. Walaupun anak-anak praoperasional  dapat membuat pernyataan mental tentang obyek dan kejadia-kejadian sekalipun tidak dapat dalam seketika, cara belajar mereka masih terikat pada pengalaman fisik. Anak-anak yang ada pada tahap operasional konkret  lebih baik daripada anak-anak yang praoperasional dalam mengadakan klasifikasi, bekerja dengan angka-angka karena pada masa ini anak-anak berkurang sifat egoinya, dan anak pada tahapan operasi konkret lebih bersifat kritiscmereka lebih banyak dapat mempertimbangkan suatu situasi daripada hanya memfokuskan pada suatu aspek ,sebagaimana yang mereka lakukan pada praoperasional.

c.    Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret.  Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau  mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi. Anak-anak mengembangkan perbedaan berbagai tipe konservasi dalam waktu yang berbeda. Pada usia 6 atau 7 tahun mereka dapat mengkonservasi substansi , pada usia 9 atau 10 tahun mampu mengkonservasi berat, dan pada usia 11 atau 12 tahun mampu mengkonservasi volume.

d.   Bagaimana konservasi dikembangkan
Pada umumnya anak bergerak dengan melalui tiga tahapan dalam menguasai konservasi sebagaimana dikemukakan diatas.
     Tahap pertama, anak praoperasional gagal mengkonservasi. Mereka memusatkan perhatian pada satu aspek dalam situasi tertentu. Mereka belum mengerti bahwa penyimpanan bola dapat diisi dengan bola lebih dari satu. Sebab anak-anak preoperasional tidak mengerti tentang konsep perubahan, mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti bahwa mereka dapat mengubah sesuatu, misalnya dengan menggerakkan suatu benda (bola) tanpa mengubah bentuknya.
     Tahap kedua merupakan transisional. Anak-anak kembali pada kondisi bahwa kadang-kadang mengadakan konservasi namun kadang-kadang tidak melakukannya. Mereka lebih banyak memperhatikan berbagai hal dan tidak terpaku pada satu objek saja dalam situasi tertentu, seperti berat, lebar, panjang dan tebal akan tetapi mereka gagal mengetahui sebagaimana berbagai dimensi tersebut berhubungan satu sama lain.
     Tahap ketiga (tahap terakhir), anak-anak dapat mengkonservasi dan dapat memberikan alasan secara logis atas jawaban yang mereka berikan.
Alasan tersebut mengacu kepada perubahan, identitas. Jadi anak-anak pada operasional konkret menunjukkan suatu kualitas kognitif lebih lanjut daripada anak-anak praoperasional. Mereka dapat berfikir lebih luas dan peduli pada berbagai transformasi yang hanya merupakan persepsi.
Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonservasi akan lebih baik apabila secara nalar telah cukup matang.

2.    Perkembangan emosional
a.    Gangguan emosional pada kanak-kanak
Terdapat beberapa gangguan emosional pada masa kanak-kanak sehingga terkesan dan sebagi penyebab ketakutan kanak-kanak untuk melakukan kegiatan misalnya suasana gelap sehingga takut melakukan sesuatu pada malam hari diluar rumah.
b.    Beberapa tipe masalah emosional
Kebrutalan anak nampak pada perilakunya, mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering kali memerlukan bantuan orang lain. Misalnya berkelahi, berbohong, merusak hak milik dll. Bentuk-bentuk tindakan tersebut merupakan ekspresi yang keluar dari emosional yang terganggu. Sekalipun demikian pada umumnya anak-anak mengemukakan alasan untuk dapat dipercayai oleh orang lain, kan tetapi ketika anak telah berusia lebih dari 6 atau 7 tahun sekalipun mereka tetap membuat cerita yang bohong ,mereka sadar dan tidak aman perasaanya.
c.    Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan dapat berupa gangguan keinginan terpisah dan ketakutan (phobia). Anak yang menderita gangguan semacam ini sering kali tidak mau berteman dengan kata lain dia suka menyendiri dan selalu peduli terhadap penyakitnya misalnya sakit kepala, sakit perut dll.
d.   Takut sekolah
Suatu ketakutan yang tidak realistik adalah apabila seorang anak tidak mau sekolah, mungkin kondisi semacam itu juga merupakan keinginan terpisah. Ketakutan terhadap guru yang keras (galak) atau mendapat tugas yang berat di sekolah. Ketakutan anak tersebut adalah wajar hal ini bukannya disebabkan oleh anak melainkan karena lingkungan yang tidak kondusif, oleh karena itu suasan sekolah perlu diubah.
e.    Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan suatu kondisi dimana anak telah memiliki kesiapan cukup memadai, baik dilihat dari fisiknya maupun mental, untuk dapat memenuhi tuntutan pendidikan formal. Secara umum anak yang dianggap matang sekolah adalah lima atau enam tahun. Pada rentang usia ini, anak telah mencapai perkembangan fisik sebagai dasar yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan segala sesuatu disekolah, antara lain anak telah mampu mengurus dirinya sendiri, menguasai penggunaan alat tulis dengan benar, dan dapat menerima makanan padat. Disamping itu perkembangan kognitif yang memadai juga sangat dibutuhkan, misalnya anak mulai dapat membaca dan menulis.
f.     Depresi pada masa kanak-kanak
Anak-anak yang megalami depresi sedikit sekali suka berjalan atau berteriak .gejala depresi antara lain: ganggauan konsentrasi, kurang tidur, selera makan kurang, mulai berbuat kejelekan disekolah, tidak merasa bahagia ,takut sekolah (malmquist, 1988, poznanski, 1982). Pada umumnya orang tua tidak memahami adanya berbagai masalah kecil seperti gangguan waktu tidur, kehilangan nafsu makan dan sebagainya, namun sering kali anak menunjukkan adanya gangguan tersebut.
g.    Perawatan problema emosional
Pilihan untuk perawatan secara khusus untuk gangguan tertentu sangat bergantung pada berbagai faktor misalnya problema yang bersifat alamiah, kepribadian anak, kesediaan orang tua untuk berpartisipasi dll.
h.    Stres
Stres adalah perasaan tertekan disertai dengan meningkatnya emosi yang tidak menyenangkan,seperti cemas, gelisah, takut, sedih, atau marah yang relatif berlangsung lama. Stres dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain suasana keluarga yang sering kali diwarnai oleh adanya konflik orang tua atau sikap orang tua yang selalu menuntut pada anak untuk berprestasi atau berbuat yang baik-baik. Sekalipun demikian stres jarang ditemukan pada anak-anak.  




2    perkembangan bahasa, sosial, moral, dan sikap

 .      a. perkembangan bahasa
setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah, dan seni.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode yaitu periode prelinguistik (0-1 tahun) dan periode linguistik (1-5 tahun).
Periode linguistik terbagi menjadi tiga fase yaitu:
1.      fase satu kata atau holofrase
pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2.      Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek tata bahasa tidak benar. pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3.      Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari massa balita yang berlangsung antara usia dua setengah tahun sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya.

Jenis-jenis bahasa
a.       Bahasa tubuh
Adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh yaitu melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh merupakan ungkapan komunikasi anak yang paling nyata karena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap orang lain.
b.      Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk  mencapai tujuannya misalnya sebagai alat pemuas kebutuhan, sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain, sebagai alat untuk membina hubungan sosial, sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
c.       Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal
1)      Kematangan alat berbicara
Kemampuan berbicara tergantung pada kematangan alat-alat berbicara misalnya tenggorokan, langit-langit .alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempurna dan dapat membentuk suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara.
2)      Kesiapan beerbicara
Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimulai sejak anka berusia antara 12-18 bulan yang disebut teachable moment dari perkembangan bericara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar berbicara yang sesungguhnya.
3)      Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak membutuhkan suatu model tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat berkomunikasi dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti.
4)      Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapat latihan ketrampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya.
5)      Motivasi untuk belajar
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak untuk memenuhi kebutuhannya untuk mengembangkan potensi anak.
6)      Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membenarkan apabila dalam berbicara anak berbuat kesalahan. Bimbingan sebaiknya dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
d.      Gangguan dalam perkembangan berbicara
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sullit dan rumit. Terddapat beberapa kendala yang sering kali dialami anak antara lain:
1.      Anak cengeng
Anak yang sering kali menangis dengan  berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik gangguan tersebut berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan tidak dicintai oleh orang tuanya atau anggota keluarga lain. Oleh karena itu peranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut.
2.      Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Anak sulit memahami isi pembicaraaan orang lain dikarenakan orang tua sering berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah menginterpretasikan suatu pembicaraan.

b      b.  Perkembangan sosial, moral dan sikap
1.      Perkembangan sosial
Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan ,penerimaan lingkungan, serta berbagai pengalaman yang positif  selama anak melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang akan datang atau meningkat dewasa. Segala sesuatu yang diperoleh anak semasa kecil mereka memetik hasilnya pada waktu kelak. Sekalipun demikian semuanya itu tidak datang begitu saja namun perlu pelajaran dan pengalaman sehingga anak dapat belajar dari orang-orang yang terdekat dengannya. Oleh karena itu, perilaku dan kebiasaan orang tua harus merupakan contoh atau model maupun teladan yang selalu ditiru dan dibanggakan oeh anaknya. Peranan orang tua sangat penting terutama dalam mengembangkan ketrerampilan bergaul bagi anak. Oleh karena itu, selain memberi anak kepercayaan dan kesempatan ,orang tua juga diharapkan dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada saat anak berperilaku positif.

2.      Perkembangan moral dan sikap
Sejalan dengan tambahan usia, biasanya anak mulai memberontak pada disiplin yang diterapkan dirumah atau disekolah.
Berikut ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak.
a.       Imitasi (imitation)
Adalah peniruan sikap, cara pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukan dengan sengaja oleh anak. Dengan demikian proses tindakan yang dilakukan berbeda dengan identifikasi yang berlangsung tanpa disadari oleh anak. Pada umumnya anak suka menirukan segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tuanya jadi bukan yang diucapkan atau dikatakan oleh orang tuanya terhadap orang lain, kakak dan sebagainya.
b.      Internalisasi
Adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling lenggeng dalam kehidupan orang tersebut. Suatu nilai, norma atau sikap tersebut terinternalisasi pada diri anak sukar diubah dan menetap dalam waktu yang cukup lama.
c.       Introvet dan ekstrovet
Introvet adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat, sikap, atau keputusan-keputusan yang diambil selalu berdasarkan padda perasaan, pemikiran dan pengalamanya sendiri.
Ekstrovet adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan-keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi diluar dirinya.
d.      Kemandirian
Adalah kemampuan seseorang untuk berdiri tanpa bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral. Dasar kemandirian adalah adanya rasa percaya diri seseorang untuk menghadapi sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada anak rasa percaya diri ini selalu berkembang sesuai dengan bertambahnya usia dan pengalaman serta bimbingan dari orang dewasa (guru, orang tua, kakak, orang disekitarnya) yang dapat bergaul dengan baik serta memberikan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung.
e.       Ketergantungan
Anak-anak pada usia 6-12 tahun karena kebutuhan hidupnya sangat tergantung kepada orang tua atau orang dewasa lain. Akan tetapi karena bertambahnya usia dan perkembangan jasmani dan rohaninya, ketergantungan tersebut makin berkurangdan timbullah rasa ingin mandiri.
f.       Bakat
Adalah potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang sering kali melebihi orang lain. Menurut ilmu pengetahuan yang terdapat dua jenis bakat yang dimiliki dan dapat dikembangkan yaitu:
·         Bakat yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan khusus.
·         Bakat yang diperlukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan tertentu atau pendidikan khusus .
Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi tampilan bakat anak yaitu:
·         Faktor motivasi
Faktor motivasi berhubungan erat dengan daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
·         Faktor nilai atau value
Faktor iini berkaitan dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
·         Konsep diri
Anak yang memiliki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik dengan sukses yang merupakan aktualisasi bakatnya. Anak yang memilki konsep diri yang positif selalu merasa yakin atas sesuatu yang sedang dikerjakannya.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomiyang relatif sama pula. Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekuranagn nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif namun sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan intelektual anak sangat bergantung pada berbagai faktor antara lain kesehatan, gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana. Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya usia, llingkungan, pergaulan, dan pembinaan orang tua maupun guru disekolah. Perkembangan emosional dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu adanya ganguan kecemasan, rasa takut, dan faktor- faktor eksternal yang seringkali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli misalnya dokter anak, psikiater, psikolog dan sebagainya.



DAFTAR PUSTAKA

Mulyani sumantri dan Nana syaodih.2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Universitas
Terbuka.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEMBAR KERJA BEDAH LMS PLATFORM BELAJAR

  LEMBAR KERJA BEDAH LMS PLATFORM BELAJAR     Nama                           : ARIF KURNIAWAN Sekolah                         : ...