Jumat, 30 Maret 2018

Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan Konseling di SD



KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang penulis rasakan, karena berkat Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Makalah ini merupakan hasil observasi yang dilakukan penulis. Penyusunan makalah ini dilatar belakangi betapa pentingnya program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menganalisis Program Bimbingan dan Konseling secara teoritik dan praktis dengan terlebih dahulu ingin mengetahui program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, mengetahui kepelaksanaannya di lapangan beserta dampak dan respon dari berbagai pihak.
Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, sudah selayaknya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus – tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh dan mendapat imbalan yang berlipat dari Allah swt.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga menjadi lebih baik.
Sumedang, Desember 2011

  Penulis 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
       Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak hanya cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peninggktan profesionalosasi dan sistem manajemen tenaga pendidikan serta pengembangan kemampuan peserta didikatau menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambl keputusan demi pencapaian cita – citanya.
       Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual dan sistem nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikn yang bermutu di sekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal.
       Para peserta didik memiliki tugas – tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Untuk pencapaian kompetensi siswa secara optimal diperlukan kerja sama yang baik antara manajemen/supervisi, pengajaran, dan bimbingan konseling yang merupakan tiga pilar pendidikan. Maka dari itu diperlukan adanya program bimbingan dan konseling yang baik disertai dengan pelaksanaannya yang benar, supaya tugas – tugas perkembangan siswa dapat ditangani dengan optimal.
       Berdasarkan paparan di atas maka penulis membuat makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar” yang bertujuan untuk membandingkan program bimbingan secara teori dan yang ada di lapangan.
       Isi dari makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru untuk mengembangkan prograrm Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
B.   Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah perbandingan teori dan praktis pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
2.    Apa saja hambatan – hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
3.    Bagaimana dampak dan respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
C.   Tujuan Penelitian
       Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar” adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui perbandingn teori dan praktis pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
2.    Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
3.    Untuk mengetahui dampak dan respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
D.   Manfaat Penelitian
       Menganalisis teori dan praktis tentang program bimbingan dan konseling di sekolah dasar memberikan manfaat sebagai berikut:
1.    Meningkatkan kreativitas guru dalam membuat program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
2.    Meningkatkan keterampilan guru untuk mengimplementasikan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
3.    Meningkatkan mutu pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
E.   Metode Penelitian
       Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1.    Observasi
       Observasi (pengamatan), yaitu cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu keadaan (tingkah laku). Observasi dilakukan setiap saat pada jam pelajaran.
2.    Wawancara
       Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan narasumber, dalam hal ini ialah Kepala Sekolah.
3.    Angket Siswa
       Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpulan data (informasi) melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan siswa.


BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Pengertian Bimbingan dan Konseling
1.    Pengertian Bimbingan
       Bimbingan dapat diartikan sebagai “bantuan”, dalam arti lain bimbingan adalah suatu upaya bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Menurut Frank Parson (Prayitno, 1999:93) mengartikan “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Dalam kata lain menurut Frank Parson bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu supaya individu tersebut bisa memilih,dan mempersiapkan diri untuk memangku jabatan yang baru.
       Lain halnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28/ 1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.” Jadi penulis menyimpilkan suatu proses bimbingan dimulai dengan mengenal diri sendiri (mengenal kelebihan dan kekurangan sendiri), kemudian mengenal lingkungan (baik itu lingkungan sekolah maupun luar sekolah), dan dilanjutkan dengan merencanakan masa depan (jenis pekerjaan disekitarnya dan mengembangkan cita – cita sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka ketahui).
       Selain itu bimbingan lebih luas dikemukankan oleh Good (Thantawi, 1995:25) yang menjabarkan bahwa:
Bimbingan adalah (1) suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis, yang dimaksud untuk mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang sistematis (selain mengajar) pada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan dan kesenderungan mereka dan menggunakan informasi itu secara efektif dalam kehidupan sehari – hari; (3) perbuatan atau teknik yang digunakan untuk menuntun anak terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan itu, dan mengambil langkah – langkah untuk memuaskan dirinya.
       Sedangkan menurut Supardi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud bimbingan ialah:
                     Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat ; (1) memahami dirinya, (2) mengarahkan dirinya, (3) memecahkan masalah masalah yang dihadapinya, (4) menyesuikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang – peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi – potensinya sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
       Berdasarkan pernyataan – pernyataan para ahli di atas maka penulis berpendapat bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terus – menerus dan sistematis kepada individu agar tercapai kemampuan – kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, menerima diri, mengarahkan diri, dan merealisasikan dirinya sesuai  potensi dan lingkungannya.
2.    Pengertian Konseling
       Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, “consilium” yang berarti “ dengan” atau “ bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “ memahami”. Sedangkan menurut Jones (1951) mengatakan bahwa:
       Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu ntuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsu dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan ang progresif dari individu untuk memecahkan masalah – masalahnya sendiri tanpa bantuan.
       Jadi menurut Jones, konseling terdiri atas kegiatan; pengungkapan fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah – masalah yang dihadapinya. Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa. Dan tujunnya adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan semakin baik dan semakin maju.
       Sedangkan menurut Smith (Shertzer & Stone,1974) berpendapat bahwa “Konseling merupakan suatu proses dimana konselor membanu konseli membuat interpretasi –    interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian – penyesuaian yang peru dibuatnya.”
       Jadi menurut Smith dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan. Bantuan itu dilakukan dengan menginterpretasikan fakta – fakta atau data, baik mengenai diri individu yang dibimbing sendiri, maupun lingkungannya khususnya yang menyangkut pilihan – pilihan, dan rencana – rencana yang akan dibuat.
            Namun, berdasarkan Division of Conseling Psychology. Berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan – hambatan perkembngan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya; proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.” Dapat dijabarkan sebagai berikut konseling merupakan proses pemberian bantuan. Bantuan diberikan kepada individu – individu yang sedang mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangannya. Konseling dapat dilakukan pada setiap waktu. dan konseling bertujuan agar individu dapat mencapai perkembangan yang optimal.
       McDaniel berpendapat bahwa “konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengn individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya.” Maka dapat dirumuskan sebagai berikut, konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi kesulitan – kesulitan yang dihadapinya. Dan tujuan pemberian bntuan itu adalah agar klien dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan dirinya maupun dengan lingkungannya.
       Selain itu Bernard & Fullmer (1969) menyatakan bahwa konseling meliputi pemahaman dan hubungan – hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan, motivasi, dan potensi yang dimiliki klien dan memberikan bantuan kepada klien untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
       A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974) menyatakan bahwa “konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi – interpretasi tentang fakta – fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Namun menurut Blocher (Shertzer & Stone:1974) menyatakan bahwa:
       Konseling ialah membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan reaksi – reaksi terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan yang diterimanya, selanjutnya membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan – tujuan dan nilai – nilai untuk perilaku di masa yang akan datang.
       Hal – hal pokok yang terkandung dalam pernyataan Blocher di atas adalah konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu. Dan tujuan konseling ialah supaya individu dapat memahami dirinya sendiri, memberikan tanggapan terhadap pengaruh – pengaruh lingkungan, dan dapat mengembangkan serta memperjelas tujuan hidupnya.
       Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian konseling, penulis pun memiliki pendapat tersendiri. Menurut penulis konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara/tatap muka oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
       Sedangkan pengertian bimbingan dan konseling itu sediri ialah suatu proses yang diberikan oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki kemampuan memahami diri dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang sedang individu alami.



B.   Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Secara umum tujuan dari bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Berdasarkan pada Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
       Secara lebih khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yakni untuk membantu siswa agar tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud, 1994). Jadi cakupan dari tujuan bimbingan dan konseling secara khusus ialah bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.
       Solehuddin (2005) berpendapat mengenai hakikat dan tujuan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1)    Bimbingan pada hakikatnya merupakan aktivitas yang terarah ke optimalisasi perkembangan anak. Aktivitas yang sifatnya mendukung, mempermudah, memperlancar, dan bahkan batas tertentu mempercepat proses perkembangan anak adalah bimbingan.
2)    Tercapainya perkembangan anak yang optimal adalah sasaran akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan secara keseluruhan.
3)    Dalam konteks bimbingan upaya membantu anak dalam meraih keberhasilan perkembangan anak dilakukan melalui tiga aktivitas pokok, diantaranya menyerasikan perlakuan dan lingkungan dengan kebutuhan perkembangan anak, menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan berbagai kemampuan siswa, dan menyelenggarakan layanan intervensi khusus bagi anak yang memerlukan perhatian dan bantuan khusus.
C.        Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Diantaranya ialah:
1.    Fungsi Pemahaman
       Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak – pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan, maupun lingkungan yang lebih luas lagi.
2.    Fungsi Pencegahan
       Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai masalah yang mungkin akan timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan – kesulitan dan kerugian – kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3.    Fungsi Pengentasan
       Fungsi pengentasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. 
BAB III
HASIL PENELITIAN

A.   Langkah – Langkah Pelayanan Program BK di Sekolah Dasar
1.    Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu. Pengertian proses dalam hal ini ialah mengantisipasi dan menyiapkan berbagai kemungkinan, atau usaha untuk menentukan dan mengontrol kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi.
       Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan program bimbingan dan konseling adalah faktor waktu. Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling, guru pembimbing harus dapat mengatur waktu dalam kegiatan program bimbingan yang akan dilaksanakan. Tidak seperti pelaksanaan program pembelajaran yang sudah terjadwal pelaksanaannya secara terperinci, pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu dirancang secara khusus, dan sangat mungkin berbeda dengan sistem penjadwalan kegiatan pembelajaran.
       Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SD tidak ditemui adanya program bimbinngan dan konseling. Program bimbingan tidak diberikan / dibuat oleh dinas ataupun pihak – pihak lain, namun sekolah dituntut untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling.
       Untuk pembuatan program bimbingan dan konseling di SD, kepala sekolah menyerahkan pembuatan program bimbingan dan konseling kepada guru kelas dan pembuatannya disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa yang dibimbing.
      
       Adapun format yang digunakan untuk mempermudah guru pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SD, ialah sebagai berikut:
Format Bimbingan dan Konseling Guru Kelas
Kelas   :
Bulan  :
No
Tanggal
Bentuk Bimbingan
Jml.  SiswaYang Dibimbing
Masalah
Langkah
Bimbingan
Hasil
Bimbingan
Ket.
Individu
Kelompok

Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                                         Guru Kelas           

NIP.                                                                                                          NIP.
       Format tersebut dalam bentuk buku pegangan yang dimiliki oleh masing – masimg guru kelas.
a)    Manfaat Perencanaan Program
       Adapun manfaat apabila dilakukannya perencanaan program layanan bimbingan dan konseling secara matang yaitu:
       1)  Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan,
       2)  Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan – kegiatan bimbingan yang dilakukan, dan
       3)  Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancara, efisien, dan efektif.
b)    Aspek kegiatan penting dalam Perencanaan Program
       Dalam hubungannya dalam perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka ada beberpa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu :
       1)  Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa,
       2)  Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai,
       3)  Analisis situasi dan kondisi di sekolah,
       4)  Penentuan jenis – jenis kegiatan yang akan dilakukan,
       5)  Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan,
       6)  Penetapan pelaksana atau personel – personel yang akan melaksanakan kegiatan – kegiatan yang telah ditetapkan,
       7)  Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan – kegiatan bimbingan yang direncanakan, serta
       8)  Perkiraan tentang hambatan – hambatan yang akan ditemui dan usaha – usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan – hambatan.
2.    Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Pada tahap pelaksanaan pada dasarnya merupakan implementasi dari tahap perencanaan. Untuk materi yang sifatnya pemberian informasi, secara umum langkah – langkah pelaksanaanya meliputi: 1) Langkah pendahuluan,  pada langkah ini guru perlu menciptakan kondisi kelas yang nyamap serta menyampaikan materi terlebih dahulu, 2) Langkah pelaksanaan, guru menyajikan materi sesuai dengan skenario yang direncanakan, dan 3) Langkah penutupan, hal yang terpenting pada tahap ini adalah penarikan kesimpulan dan penyampaian harapan pada siswa.
       Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang penulis observasi, dilaksanakannya saat muncul masalah jadi guru menunggu munculnya masalah baru melakukan bimbingan. Selain itu bimbingan dilakukan hanya pada siswa yang mengalami masalah saja.
a)    Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, bahwa yang melaksanakan program bimbingan dan konseling ialah guru kelas. Hal ini disebabkan karena di sekolah dasar tidak ada guru khusus bimbingan dan konseling.
       Pada saat guru kelas akan melaksanakan layanan bimbingan pada siswa yang bermasalah, sebelumnya guru tersebut harus melapor ke kepala sekolah terebih dahulu. Kemudian setelah pelaksanaan bimbingan guru kelas tersebut harus melapor kembali ke kepala sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang dilakukan guru kelas diketahuai oleh kepala sekolah.
       Sekolah hanya melayani siswa – siswa yang bermasalah dalam hal belajar, dan sosial ( bertengkar, susah bergaul, dll ). Apabila ada siswa yang mengalami masalah dengan tindakan kriminal ( mengkonsumsi narkoba, pencurian, dll) pelaksana bimbingan diserahkan kepada pihak berwajib dalam hal ini kopolisian, jadi dilakukan alih tangan kasus kepada seseorang yang ahli di bidangnya.
b)    Pendekatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar yang Diobservasi
       Adapun pendekatan – pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar :
(1)   Pendekatan krisis
       Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu terlebih dahulu munculnya krisis dari siswa dan pembimbing bertindak membantu menghadapi siswa yang menghadapi krisis itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini biasanya menggunakan tindakan – tindakan yang “pasti”.
(2)   Pendekatan remedial
       Di pendekatan ini, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan – kelemahan yang tampak. Tujuan bantuan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin akan terjadi.
(3)   Pendekatan preventif
       Pendekatan ini mencoba mengantisipasi masalah – masalah generik dan mencegahnya terjadinya masalah itu. Masalah – masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa pada umumnya.
(4)   Pendekatan perkembangan
       Pendekatan perkembangan ialah pendekatan yang tepat dan mutakhir dilaksanakan di sekolah dasar karena pendektan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan peserta didik.
       Namun, berdasarkan observasi di sekolah dasar yang penulis lakukan bahwa di SD menggunakan pendekatan krisis. Karena guru kelas sebagai pembimbing menunggu munculnya masalah dari siswa terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan bimbingan kepada siswa yang bermasalah tersebut.
3.    Penilaian Setelah Pelaksanaan BK di Sekolah Dasar
       Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap penilaian (evaluasi) ini adalah menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik keberhasilan dari segi proses maupun hasil. Keberhasilan proses dapat dilihat dari respon dan keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan. Sedangkan keberhasilan hasil dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan perilaku siswa sebelum mengikuti dan setelah mengikuti kegiatan.
       Cara – cara penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Evaluasi bentuk tes, terutama dilakukan untuk melihat ada tidaknya perubahan dari segi prestasi siswa. Cara yang paling banyak dilkukan adalah bentuk non tes, seperti observasi, penyebaran angket, dan skala sikap.
4.    Analisis Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Tahap analisis merupakan langkah tindak lanjut dari kegiatan penilaian. Pada tahap in guru perlu menganalisis faktor – faktor yang diperkirakan menjadi penyebab berhasil atau tidak berhasilnya suatu kegiatan dilaksanakan. Faktor – faktor yang dimaksud dapat berasal dari dalam diri guru seprti pandangan terhadap bimbingan dan konseling, motivasi, atau keterampilan teknis melaksanakan layanan. Sementara itu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling mencakup faktor lingkungan sekolah, seperti dukungan guru dan personil lainnya, orang tua dan masyarakat, serta faktor diri siswa itu sendiri.
5.    Tindak Lanjut Kegiatan Bimbingan di Sekolah Dasar
       Hasil – hasil analisis selanjutnya ditindak lanjuti untuk mengatasi berbagai kelemahan dan mengembangkan berbagai keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan. Tindak lanjut dituangkan dalam bentuk berbagai rekomendasi yangs elanjutnya akan dijadikan landasan dalam membuat perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
B.   Hambatan - Hambatan dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
       Dalam melaksanakan suatu kegiayan pasti menemukan hambatan, begitu pula dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
1.    Rendahnya pemahaman guru terhadap bimbingan dan konseling
       Dalam hal ini guru kelas selaku pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar, harus lebih memahami tentang bimbingan dan konseling itu sendiri. Karena pemahaman inilah merupakan syarat utama pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling.
2.    Kesibukan guru kelas
       Guru kelas memiliki jadwal yang cukup padat dalam mengajar, karena guru kelas mengajar hampir semua pelajaran (umum). Selain itu guru kelas pun memiliki kesibukan di luar sekolah seperti mengurus keluarganya. Maka dari itu sangat sulit bagi guru kelas untuk membagi jadwal kegiatan bimbingan dan konseling.
3.    Komunikasi
       Bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara tatap muka sehingga faktor komunikasai sangat berpengaruh dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, karena apabila komunikasi antara pembimbing dengan siswa yang dibimbing jarang dilakukan maka kemungkinan besar pemecahan masalah siswa akan kurang baik dan bahkan tidak terselesaikan.

4.    Tidak ada inovasi dalam pelaksanaan
       Hal ini berasal dari dalam diri pembimbing, inovasi ini berkaitan erat dengan keterampilan guru/pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling tersebut.
5.    Waktu
       Waktu pelaksanaan program bimbingan tidak seperti pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah terjadwal dengan baik, namun sulit untuk mengatur waktu pelaksanaan bimbingan dan konseling. Karena harus memperhatikan kesiapan dari kedua belah pihak untuk menyamakan jadwal yang kosong.
6.    Guru kadang bersikap “masa bodoh”
       Apabila seorang guru memiliki pemahaman yang kurang mengenai pentingnya program bimbingan dan konseling maka akan menimbulkan sikap masa bodoh dari dalam diri guru tersebut terhadap bimbingan dan konseling. Sehingga program tidak akan terlaksana dan menimbulkan banyak kerugian baik bagi siswa maupun pihak sekolah.
C.   Dampak dan Respon dari Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
1.    Dampak dari Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
       Dalam pelaksanaan program BK memberikan berbagai dampak diantaranya:
       a)  Dampak positif
            Adapun dampak positif dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar diantaranya adalah terpecahkannya masalah – masalah belajar siswa, tercapainya tugas – tugas perkembangan anak dan, tercapainya tujuan – tujuan pembelajaran dengan baik.
       b)  Dampak negatif
            Dampak negatif dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaan terlebih apabila memakai jam belajar efektif, selain itu pelaksanaan program bimbingan dan konseling menyita banyak waktu pembimbing sehingga memerlukan pengorbanan dari pihak pembimbing.
2.    Respon dari Berbagai Pihak mengenai Bimbingan dan Konseling
       Pelaksanaan bimbingan dan konseling menimbulkan respon dari pihak siswa, sekolah dan lingkungan, dijeaskan sebagai berikut:
a)    Respon dari pihak sekolah di SD mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling bagus, karena dijumpai ada sebagian guru kelas yang aktif dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap muridnya yang mengalami masalah.
b)    Respon dari pihak siswa mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling baik, karena banyak siswa yang antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dan berusaha untuk menerima dan melakukan segala solusi yang diberikan oleh guru.
c)    Respon dari pihak orang tua siswa dan masyarakat sangat baik, walau terlihat acuh namun mereka berharap dengan adanya kegiatan bimbingan dan konseling ini anak mereka bisa mendapatkan keterampilan lain dan bisa lebih baik lagi.
D.   Masalah – Masalah dalam Belajar
       Berdasarkan hasil observasi di SD, saya menemukan masalah dalam belajar di kelas IV, ada seorang siswa yang belum lancar dalam menulis.
       Selain itu, saya menemukan siswa kelas II yang masih harus ditemani oleh ibunya ketika pembelajaran berlangsung sehingga dengan terpaksa orang tua dari siswa tersebut duduk di samping anaknya selama pembelajaran berlangsung. Bila orang tuanya beranjak dari sampinya siswa tersebut menangis. Ternyata setelah dilakukan pengumpulan data siswa tersebut memiliki sifat manja, pendiam dan sulit untuk bergaul.
       Masalah tersebut sudah berlangsung 1 tahun namun masih belum dapat terselesaikan, hal ini mengindikasikan bahwa penanganan dari guru kelas kurang baik dan lambat. Padahal masalah itu sangat berpengaruh bagi perkembangan siswa itu sendiri.



BAB    IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
       Setelah mengkaji makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Pelaksanaan program bimbingan di sekolah dasar dilaksanakan oleh guru kelas dan diketahui oleh kepala sekolah dan, pendekatan yang dipakai dalam pelaksanaan program BK di SD yang diobservasi  ialah pendekatan krisis,
2.    Hambatan – hambatan yang ditemui sebagai berikut; guru belum memahami tentang BK, kesibukan mengajar guru, komunikasi, tidak ada inovasi dari guru, waktu dan, guru kadang bersikap “masa bodoh”,
3.    Respon dari berbagai pihak baik itu dari pihak sekolah, siswa dan masyarakat terhadap pelaksanaan program BK sangat baik.
B.   Saran
       Berdasarkan hasil analisis tentang pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah dasar, penulis memberikan saran bagi pelaksana/guru kelas harus lebih kreatif dalam mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar, pendekatan yang digunakan sebaiknya pendekatan perkembangan, pelayanannya harus cepat tanggap dan lebih proaktif.



DAFTAR PUSTAKA

Juntika Nurihsan, A. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Mulyadi, Agus. (2003). Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nur. E. I. S., Muh. (2010). Bimbingan dan Konseling untuk Anak. Jakarta: Trans Mandiri Abadi.
Setiawati dan Ni’mah Chudari I. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEMBAR KERJA BEDAH LMS PLATFORM BELAJAR

  LEMBAR KERJA BEDAH LMS PLATFORM BELAJAR     Nama                           : ARIF KURNIAWAN Sekolah                         : ...